Gambaran Harga Diri Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Fatherless Akibat Perceraian Orang Tua
Main Article Content
Abstract
Abstract: Early-adolescent women who experience fatherless feel different from other adult women who have complete families. This study aims to describe the self-esteem of early adult women who experience fatherless. The subjects in this study were early adult women, totaling 3 people, experiencing fatherless due to divorce, 18-25 years old, domiciled in Salatiga city or Semarang regency, experiencing fatherless from an early age, and living with their mother. This study uses a qualitative phenomenological approach using structured interviews and observation. The results of this study indicate that other aspects that affect self-esteem besides virtue, power, significance, and competence are religiosity, family environment, and social environment.
Keywords: self esteem, fatherless, early-adolescent women.
Abstrak: Seringkali wanita dewasa awal yang mengalami fatherless merasa berbeda dengan wanita dewasa lainnya yang memiliki keluarga utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Gambaran Harga diri Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Fatherless, dimana subjek dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal yang berjumlah 3 orang, mengalami fatherless karena perceraian, berusia 18-25 tahun, berdomisili di kota Salatiga atau Kabupaten Semarang, Mengalami Fatherless Sejak Usia Dini, dan tinggal dengan ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan menggunakan wawancara terstruktur serta observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek lain yang mempengaruhi harga diri selain virtue, power, significance, dan competence yaitu religiusitas, lingkungan keluarga, serta lingkungan sosial.
Kata Kunci: harga diri, fatherless, wanita dewasa awal.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Andayani, B., & Koentjoro. (2004). Psikologi Keluarga: Peran Ayah Menuju Coparenting. Surabaya: Citra Media
Aquilino, W. S. (1994). Impact of childhood family disruption on young adults' relationships with parents. Journal of Marriage and the Family, 56(2), 295-313. https://doi.org/10.2307/353101
Ashari, Y. (2017). Fatherless in Indonesia and its impact on children’s psychological development. Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 15(1), 35-40. https://doi.org/10.18860/psi.v15i1.6661
BPS. (2020). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Perkawinan 2009-2019. Diakses pada 20 Agustus 2021, dari https://www.bps.go.id/statictable/2012/04/19/1605/persentase-rumah-tangga-menurut-daerah-tempat-tinggal-kelompok-umur-jenis-kelamin-kepala-rumah-tangga-dan-status-perkawinan-2009-2019.html
Budiman, B., Juhaeriah, J., & Rahmawati, F. (2011, November). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri remaja akhir (16-18 tahun) akibat perceraian orang tua di sma negeri 3 subang. In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 2, pp. 226-230). https://doi.org/10.35313/irwns.v2i0.389
Cabrera, N., Tamis‐LeMonda, C. S., Bradley, R. H., Hofferth, S., & Lamb, M. E. (2000). Fatherhood in the twenty‐first century. Child development Journal, 71(1), 127-136. https://doi.org/10.1111/1467-8624.00126
Castetter, C. (2020). The Developmental Effects on the Daughter of an Absent Father Throughout her Lifespan. Thesis. Merrimack College
Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-esteem. San Francisco: W. H. Freeman and Company.riy
Dharmayana, I.W. (2018). Meningkatkan self-esteem siswa melalui layanan penguasaan konten religiusitas di kelas viii mts negri 1 kota bengkulu. TRIADIK, 2018, 17.2. https://doi.org/10.33369/triadik.v17i2.11120
Fathonah, D., Hendriana, H., & Rosita, T. (2020). Gambaran harga diri siswa dari keluarga broken home di sman 1 ciwidey. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling dalam Pendidikan), 3(4), 129-139. https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/fokus/article/view/5788
Hadori, R., Hastuti, D., & Puspitawati, H. (2020). Self-esteem remaja pada keluarga utuh dan tunggal: kaitannya dengan komunikasi dan kelekatan orang tua-remaja. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 13(1), 49-60. https://doi.org/10.24156/jikk.2020.13.1.49
Harmaini, H., Shofiah, V., & Yulianti, A. (2015). Peran ayah dalam mendidik anak. Jurnal psikologi, 10(2), 80-85. https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1184
Hawari, D (2007). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: EGC
Herdiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Koch, M. A., & Lowery, C. R. (1984). Evaluation of mediation as an alternative to divorce litigation. Professional Psychology: Research and Practice, 15(1), 109. https://psycnet.apa.org/doi/10.1037/0735-7028.15.1.109
Mukhlis, M., & Kamila, I. I. (2013). Perbedaan harga diri (harga diri) remaja ditinjau dari keberadaan ayah. Jurnal psikologi, 9(2), 100-112. https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/172
Nurlatifah, N. N., Rachmawati, Y., & Yulindrasari, H. (2020). Pendidikan karakter anak usia dini pada keluarga tanpa ayah. Edukids: Jurnal Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini, 17(1), 42-49. https://ejournal.upi.edu/index.php/edukid/article/view/24213
Rahman, Z. (2021). Fatherless Mengancam Kita. Diakses pada 10 September 2021, dari https://kalsel.prokal.co/read/news/40401-fatherless-mengancam-kita.html
Riyanto, T., & Susanto, H. (2009). Mau Bahagia. Yogyakarta: Kanisius.
Santi, N. N., & Damariswara, R. (2017). Hubungan antara, harga diri dengan self disclosure pada saat chatting di facebook. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 6(1), 110-123.
Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sumengkar, G. A. (2016). Strategi coping remaja yang mengalami fatherless. Skripsi. Universitas Katolik Widya Mandala.
Sundari, A. & Herdajani, F. (2013). Dampak fatherless terhadap perkembangan psikologis anak. 256-271
Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Kualitatif untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: CV. Alfabeta. http://dx.doi.org/10.21070/pedagogia.v6i1.611
Widyahening, C. E. (2018). Penggunaan teknik pembelajaran fishbone diagram dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(1), 11-19. https://doi.org/10.32585/jkp.v2i1.59