ANALISIS YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010 TENTANG STATUS ANAK DI LUAR PERKAWINAN SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA HAK WARIS ANAK DI LUAR PERKAWINAN
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
This research aims to find out: (1) the basic considerations of Constitutional Court Judges in deciding on children's inheritance rights for children outside of marriage. (2) the difference between the legal inheritance rights of children in marriage and the inheritance rights of illegitimate children in marriage. (3) the relevance of the Constitutional Court decision Number 46/PUU-VIII/2010 concerning the Status of Children Outside of Marriage which is used as a reference by Judges to decide cases regarding the inheritance rights of children outside of marriage. (4) legal reconstruction that can be accommodated by judges into marriage law regarding the Constitutional Court decision Number 46/PUU-VIII/2010 concerning the Status of Children Outside of Marriage. The type of research used by researchers is normative legal research, namely through a statutory and regulatory approach and a conceptual approach. The sources of legal material used are the 1945 Constitution, the Civil Code, Customary Law, and Constitutional Court Decisions. The research results show that (1) The legal force of the Constitutional Court's decision is binding and every child has the right to all forms of protection. (2) There are differences in the inheritance rights of legitimate children and illegitimate children in marriage. (3) The relevance of the decision of the Constitutional Court Number 46/PUU-VIII/2010 concerning the Status of Children Out of Wedlock reflects the principle of equality before the law, which confirms that everyone has the right to recognition, guarantees and protection. , and fair legal certainty and equal treatment before the law. (4) In the Constitutional Court Decision Number 46/PUU-VIII/2010 concerning the Status of Children outside of marriage, Judges can use science and technology to determine the status of the father of a child outside of marriage.
Article Details
References
2) Adnyani, N. K. S. (2016). Cooperative performance measurement as an efforts in supporting microfinance institutions business development (Viewed from the Perspective Of Law No. 1 Year 2013. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economics and Law, 9(4), 30-37.
3) Adnyani, N. K. S. (2019, January). Food Security Based on Pancasila Economic Democracy. In International Conference on Tourism, Economics, Accounting, Management, and Social Science (TEAMS 2018) (pp. 112-116). Atlantis Press.
4) Adnyani, N. K. S., Mandriani, N. N., & Asrini, N. K. P. (2019). Policy Model Of Financial Responsibility And Measurement Of Bali Women Performance In Sekaa Cingkreman (Feasibility Study Of Public Services). Ganesha Law Review, 1(1), 68-76.
5) Adnyani, N. K. S. (2021). Legal Instruments for Control of Sustainable Tourism Investment in Bali from Citizenship Ecological Perspective. International Journal of Community Service Learning, 5(4), 333-341.
6) Adnyani, N. K. S., Atmaja, G. M. W., & Sudantra, I. K. (2022). Recognition the Role of Traditional Villages in Tourism Development from The Legal Pluralism Perspective. International Journal of Social Science and Business, 6(1), 120-127.
7) Ali Uraidi. 2017. ”Hak Waris Anak Luar Kawin Menurut Kitab Undang- Undang Hukum Perdata”. Jurnal Ilmiah FENOMENA. Vol XV, no 2 ,
8) Amelisa Juliana, “Tinjauan Yuridis Tentang Anak Yang Lahir Di Luar Perkawinan Menurut Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VII/2010”, Jurnal Civil Law, Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara.
9) Anisa, Lina Nur, “Status Hak Anak Diluar Nikah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (RI) Nomor: 46/PUU-VIII/2012”. Investama: Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 7, no 1, 2022
10) Bernadeta resti nurhayati. (2017). ”Status anak di luar perkawinan dalam hukum adat Indonesia”. Jurnal Komunikasi Hukum, Vol 3 Nomor 2
11) Busman Edyar, ”Status Anak Luar Nikah Menurut Hukum Positif Dan Hukum Islam Pasca Keluarnya Putusan MK Tentang Uji Materiil Undang Undang Perkawinan”, Al-Istinbath : Jurnal Hukum IslamJurnal Hukum Islam, 1.2 (2016), 181–208.
12) Dalise, Waren K. "Kedudukan Hukum Dan Hak Waris Anak di luar perkawinan Menurut Hukum Perdata." Lex Privatum 7.2 (2019).
13) Fadhilah, Firyal, and FX Arsin Lukman. "Analisis Kedudukan Hukum Hak Waris Anak di luar perkawinan Sebagai Pengganti dari Ahli Waris." Imanot: Jurnal Kemahasiswaan Hukum & Kenotariatan 1.2 (2022)
14) Georgina Agatha, (2021). ”Pembuktian dan Pengesahan Anak di luar perkawinan Serta Akibat Hukumnya Setelah Berlaku Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Dalam Pandangan Hukum Islam”.
15) I Wayan Adiarta, ”Tinjauan yuridis tentang kedudukan anak di luar perkawinan dalam pembagian warisan”, Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, 2015, Edisi 4, Vol. 3.
16) Mainke Yosephus. 2013. “Hak Waris Anak di luar perkawinan Menurut Hukum Perdata, Hukum Islam Dan Hukum Adat”. Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Law Review XIII No. 1-Juli 2013 Hal. 69-93
17) Masykuroh, Y. W. R. (2016). ”Implikasi Hubungan Perdata Anak di luar perkawinan dengan Laki-Laki Sebagai Ayahnya”. Journal of Materials Processing Technology, 9(2), 25–52.
18) Meita Djohan Oe, “Analisis Status Hak Waris Anak di Luar Kawin Menurut Kompilasi Hukum Islam” Jurnal Keadilan Progresif, Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, 2015,Vol 6 No. 1
19) R. Youdhea S. Kumoro, 2017, ”Hak dan Kedudukan Anak di luar perkawinan Dalam Pewarisan Munurut KUH-Perdata”, Lex Crimen, Vol. VI, No. 2
20) Rusydi, I. (2019). ”Tinjauan Yuridis terhadap Hak Waris Anak Hasil Perkawinan Siri”. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 7(1), 49–58.
21) Sabil arsyad, ”Relevansi Keadilan Mengenai Status Anak di Luar Kawin (Telaah Terhadap Putusan MK No.46/Puu-Viii/2010)”, Al-Mashlahah Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam
22) Sandra Bowontari, “Pengakuan dan Pengesahan Anak di Luar Nikah Beserta dengan Akibat Hukumnya”, Lex Privatum 7, no. 4 (April 2019): 10.
Buku
23) Abdulkadir Muhammad. 2000. Hukum Perdata Indonesia. cet.3. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000.
24) Achmad A. 2015. Tinjauan Hukum Islam Mengenai Pembatalan Perkawinan Dan Implikasinya Terhadap Hak Kewarisan Anak. Jember: IAIN Jember
25) Bagir manan. 2004. Hukum positif Indonesia (satu kajian teoritik). Yogyakarta: FH UII Press
26) Djaja S. 2018. Hukum Waris Menurut Kitab UndangUndang Hukum Pedata. Bandung: Nuansa Aulia
27) Effendi Perangin. 2008. Hukum Waris. Jakarta: Rajawali Pers
28) Idris Ramulyo, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam denganKewarisanMenurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) (Cet. II; Jakarta: Sinar Grafika, 2000)
29) Nyoman Sujana, 2015, Kedudukan Hukum Anak di luar perkawinan Dalam Perspektif Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. Surabaya: Aswaja Pressindo
30) Oemar Moechthar. 2019. Perkembangan Hukum Waris. Jakarta: Prenadamedia Group
31) R. Subekti. 2004. Ringkasan Tentang Hukum Keluarga dan Hukum Waris. Jakarta: Intermasa
32) Rafiq, A. 1990. ”Hukum Islam Dan Perkembangannya”, Semarang: Aneka Ilmu
33) Rosyadi, Akmal. 2017. Studi Komparasi Hukum Positif dan Hukum Islam tentang Status Anak Zina dalam hak waris pasca Putusan MK No.46/PUU-VII/2010. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya
34) Sirman Dahwal. 2017. Perbandingan Hukum Perkawinan. Bandung: Mandar Maju
35) Sri Rezeki. 2009. Status Anak di luar perkawinan Menurut Ketentuan Hukum Di Indonesia (Suatu Analisis Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomer:20/PDT.P/2009/PN.JKT.PST). Jakarta: Universitas Indonesia
36) Tamakiran S. 2000. Asas-Asas Hukum Waris Menurut Tiga Sistim Hukum. Bandung
Peraturan PerUndang-Undangan
37) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
38) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
39) Hukum Waris Adat
40) Kompilasi Hukum Islam
41) Undang-Undang 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019.
42) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
43) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 186. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6401.
44) Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Status Anak di luar perkawinan