ERA DISRUPSI DAN IMPLIKASINYA BAGI REPOSISI MAKNA DAN PRAKTEK PENDIDIKAN (KAJI PETIK DALAM PERSPEKTIF ELEKTIK SOSIAL ANALISIS)

Main Article Content

I Wayan Lasmawan

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah membedah secara grounded simpulisasi era disrupsi dan implikasinya terhadap makna dan praktek pendidikan dalam perspektif elective social analysis untuk “menciptakan’ dan “mendorong” lahirnya stigma baru tentang pendidikan yang dibutuhkan di era disrupsi. Kaji petik ini lebih merupakan autokritik dan kesadaran diri atas betapa penting dan strategisnya pendidikan dalam “memainkan peran” dan “mengatur lakon” kehidupan masyarakat dunia agar bersesuaian dengan tagihan jaman.


Berdasarkan kaji petik yang dilakukan, diperoleh simpulan bahwa: (1) disrupsi merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Clayton Christensen sebagai kelanjutan dari tradisi berpikir “for you to win, you’ve got to make somebody lose”. Hal ini menstimuli lahirnya teori disruptive innovationyang menjelaskan fenomena dimana sebuah inovasi mengubah pasar atau sektor yang ada dengan memperkenalkan kesederhanaan, kenyamanan, aksesibilitas, dan keterjangkauan (simplicity, convenience, accessibility, and affordability) di mana komplikasi (keruwetan)  dan biaya tinggi di posisi status quo, (2) era disrupsi terjadi karena perkembangan teknologi komunikasi, munculnya generasi millenials, kebutuhan pola pikir eksponensial, corporate mindset, model bisnis disruptif, dan era internet of things, (3) aspek-aspek dari disrupsi tersebut secara umum meliputi: aspek sosio-demografis atau mobilitas social, aspek struktur organisasi sosial atau lembaga-lembaga kemasyarakatan, sosio-politik, dan aspek psikokultural, (4) dampak disrupsi secara global terutama meliputi hal-hal yang bertalian dengan: menyerang hampir semua incumbent (pelaku lama, para pemimpin pasar), menciptakan pasar baru yang selama ini diabaikan incumbent, menimbulkan dampak deflasi (penurunan harga) karena biaya mencari (searching cost) dan biaya transaksi (transaction cost) praktis menjadi nol rupiah, dan (5) implikasi disrupsi terhadap makna dan praktek pendidikan lebih terarah pada dibutuhkannya perubahan mindset pendidik, inovasi ruang kelas, revolusi model pembelajaran, dan pengubahan secara massif dan terstruktur kebijakan pembangunan pendidikan agar mampu melahirkan pendidik yang lebih literate terhadap teknologi digital serta memiliki teaching metacognition skill, yakni mengajarkan peserta didik bagaimana cara belajar yang benar agar dapat menjadi pembelajar mandiri bagi diri dan lingkungannya

Article Details

How to Cite
Lasmawan, I. W. (2019). ERA DISRUPSI DAN IMPLIKASINYA BAGI REPOSISI MAKNA DAN PRAKTEK PENDIDIKAN (KAJI PETIK DALAM PERSPEKTIF ELEKTIK SOSIAL ANALISIS). Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(1), 54-65. https://doi.org/10.23887/jmpppkn.v1i1.13
Section
Articles
Author Biography

I Wayan Lasmawan

Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Most read articles by the same author(s)