Menanam Angin Menuai Badai: Baliseering dan Potret Ambivalensi Wajah Politik Kolonial Belanda Abad XX
Abstract
Tulisan ini mengkaji tentang perilaku dilematis orang Bali dalam menentukan pilihan terhadap masa depan kebudayaannya. Pergolakan intelektual sejak dekade kedua abad XX antara golongan triwangsa dengan golongan jaba wangsa menggambarkan perbedaan filosofis tentang bagaimana seharusnya melihat dinamika kebudayaan Bali. Sifat progresif jaba wangsa membentur pandangan konservatif tri wangsa yang mendapat dukungan dari Pemerintah Kolonial Belanda. Pada akhirnya, pergolakan intelektual itu hanya bertahan kurang lebih satu tahun. Ide-ide progresif kelompok jaba wangsa mati dan didominasi oleh pemikiran tri wangsa seiring dengan pemberlakuan proyek Balisering oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Tidak hanya itu, citra kebudayaan Bali setidaknya dibentuk pula dari catatan para etnograf Barat yang memandang Bali sebagai kebudayaan yang harus dilindungi dari pengaruh modernitas, Islam dan Kristen Eropa.
References
Geoffrey Robinson. 2006. Sisi Gelap Pulau Dewata; Sejarah Kekerasan Politik. Arif B. Prasetyo (penerjemah). Yogyakarta : LKiS.
Jeff Lewis & Belinda Lewis. 2009. Bali’s Silent Crisis; Desire, Tragedy and Transition. USA : Lexington Book
Henk Schulte Nordholt dan Gerry van Klikken. Politik Lokal di Indonesia. Benard Hidayat (penerjemah). Jakarta : KITLV-Obor.
I Ngurah Suryawan. 2010. Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern Bara di Bali Utara. Jakarta : Prenada.
------------------------- 2010. Bali Antah Berantah; Refleksi di Dunia Hampa Makna Pariwisata. Malang : in-Trans Publishing.
------------------------ 2012. Sisi di Balik Bali, Politik Identitas, Kekerasan dan Interkoneksi Global. Denpasar : Udayana University Press.
Leo Howe. 2005. The Changing World of Bali; Religion, Society and Tourism. New York : Routledge
Nengah Bawa Atmadja. 2010. Ajeg Bali; Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi. Yogyakarta : LKiS.
Robert Pringle. 2004. A Short History of Bali . Australia : Allen&Unwin
Soegianto Satrodiwiryo. 2009. Budak Pulau Surga. Yogyakarta : Pustaka Sastra LKiS