Memetakan Kolonisasi Baru Dalam Politik Kebudayaan Papua
Abstrak
Artikel ini mendalami perspektif studi politik kebudayaan yang berkembang di tanah Papua. Argumentasi artikel ini adalah perspektif politik kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari dua hal penting yaitu praktik kolonisasi (penjajahan) gaya baru yang melihat orang dan kebudayaan Papua adalah lebih rendah dari diri mereka (yang melihatnya). Oleh sebab itulah keseluruhan proses reproduksi pengetahuan dan kebudayaan tentang Papua menjadi sangat diskriminatif karena perspektif kolonialistik tersebut. Jika lebih cermat melihat, politik kebudayaan Papua mengandung berlapis-lapis siasat kebudayaan dan kompleksitas yang terekspresikan dalam berbagai segi kehidupan di seluruh tanah Papua.
Referensi
Aditjindro, George Junus. 2000. Cahaya Bintang Kejora: Papua Barat dalam Kajian Sejarah, Budaya, Ekonomi, dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Elsam.
Freire, Paolo. 2005.Pendidikan Kaum Tertindas, Pedagogy of the Oppressed. Jakarta: LP3ES.
Giay, Benny, 2000. Menuju Papua Baru: Beberapa Pokok Pikiran sekitar Emansipasi Orang Papua. Jayapura: Deiyai/Els-ham Papua.
Kijne.I.S. 1951.ITU DIA !Djalan Pengadjaran Membatja untuk Nieuw Guine J.B. Wolters-Groningen, Djakarta-1951.
Laksono, P.M. 2009. “Peta Jalan Antropologi Indonesia Abad Kedua Puluh Satu: Memahami Invisibilitas (Budaya) di Era Globalisasi Kapital”.Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 27 Oktober 2009.
Laksono, P.M. 2010. “Mewacanakan Pemberdayaan Masyarakat dalam Antropologi”.Makalah dalam Kongres Asosiasi Antropologi Indonesia ke-3 dan Seminar Antropologi Terapan di Cisarua 21-23 Juli 2010.
Laksono, P.M.2011. “Ilmu-ilmu Humaniora, Globalisasi, dan Representasi Identitas”. Pidato yang disampaikan pada Peringatan Dies Nataliske-65 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 3 Maret 2011.
Suryawan, I Ngurah. 2011. “Antropologi Gerakan Sosial: Membaca Transformasi Identitas Budaya di Kota Manokwari, Papua Barat” dalam Humaniora, Jurnal Budaya, Sastra, dan Bahasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011 (290-300)
Susanto Sj, Budi (ed). 2003. Membaca Postkolonialitas (di) Indonesia. Yogyakarta: Kanisius dan Lembaga Studi Realino.
Timmer, Jaap, 2007, “Desentralisasi Salah Kaprah dan Politik Elit di Papua”, dalam Henk Schulte Nordhold dan Gerry van Klinken (eds.), Politik Lokal di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal. 595-625
Tiwon, Slyvia. 2014. "Sekolah Memecah Bisu" prolog dalam Toto Raharjo, Sekolah Biasa Saja, Catatan Pengalaman Pendidikan Dasar di Sanggar Anak Alam SALAM. Yogyakarta: Sanggar Anak Alam.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##